Kamis, 13 Januari 2011

Tambahkan Cinta dan Kurangi Benci

Seorang  pria  bertemu  dengan  seorang  gadis  di  sebuah  pesta,  si  gadis tampil luar biasa cantiknya, banyak lelaki yang mencoba mengejar si gadis. Si  pria  sebetulnya  tampil  biasa  saja  dan  tak  ada  yang begitu memperhatikan  dia,  tapi  pada  saat  pesta  selesai  dia  memberanikan  diri mengajak  si  gadis  untuk  sekedar  mencari  minuman  hangat.  Si  gadis  agak terkejut, tapi karena kesopanan si pria itu, si gadis mengiyakan ajakannya. Mereka berdua akhirnya duduk di sebuah coffee  shop, tapi si pria sangat gugup  untuk berkata  apa-apa dan si gadis mulai merasa tidak  nyaman  dan berkata, "Kita pulang saja?".

Namun
tiba-tiba si pria meminta sesuatu pada sang pramusaji, "Bisa minta garam  buat kopi  saya?" Semua  orang yang mendengar  memandang  dengan ke arah si pria, aneh sekali! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan  garam  tersebut  ke  dalam  kopinya  dan  meminumnya. Si  gadis  dengan  penasaran  bertanya,  "Kenapa  kamu  bisa  punya  kebiasaan seperti  ini?"  Si pria menjawab, "Ketika saya  kecil,  saya  tinggal di  daerah pantai  dekat  laut,  saya  suka  bermain  di  laut,  saya  dapat  merasakan rasanya  laut,  asin  dan  sedikit  menggigit,  sama  seperti  kopi  asin  ini.

Dan setiap saya minum kopi asin, saya selalu ingat masa kanak-kanak saya, ingat kampung  halaman,  saya  sangat  rindu  kampung  halaman  saya,  saya  kangen orang tua saya yang masih tinggal di sana." Begitu  berkata  kalimat  terakhir,  mata  si pria  mulai berkaca-kaca,  dan  si gadis sangat tersentuh akan perasaan tulus dari ucapan pria di hadapannya itu.  Si  gadis  berpikir  bila  seorang  pria  dapat  bercerita  bahwa  ia  rindu kampung  halamannya,  pasti  pria  itu  mencintai  rumahnya,  peduli  akan rumahnya dan mempunyai tanggung jawab terhadap rumahnya. Kemudian si gadis  juga  mulai  berbicara,  bercerita  juga  tentang  kampung  halamannya nun jauh di sana , masa kecilnya dan keluarganya. Suasana kaku langsung berubah menjadi sebuah perbincangan yang hangat juga  akhirnya  menjadi  sebuah  awal  yang  indah  dalam  cerita  mereka berdua.
Mereka  akhirnya  berpacaran.  Si  gadis akhirnya  menemukan bahwa  si  pria itu  adalah  seorang  lelaki  yang  dapat  memenuhi  segala  permintaannya,  dia sangat  perhatian,  berhati  baik,  hangat,  sangat  perduli...  betul-betul seseorang  yang  sangat  baik  tapi  si  gadis  hampir  saja  kehilangan  seorang
lelaki seperti itu! Kopi asin yang ada gunanya... Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang  putri  menikah  dengan  sang  pangeran  dan  mereka  hidup  bahagia selamanya,  dan setiap saat sang putri membuat kopi untuk  sang pangeran, ia  membubuhkan  garam  di  dalamnya,  karena  ia  tahu  bahwa  itulah  yang disukai oleh pangerannya.

Setelah  40  tahun, si pria meninggal dunia, dan meninggalkan  sebuah surat yang  berkata,  "Sayangku  yang  tercinta,  mohon  maafkan  saya,  maafkan kalau seumur hidupku adalah dusta belaka. Hanya sebuah kebohongan yang aku katakan padamu ... tentang kopi asin." Ingat sewaktu  kita pertama  kali jalan bersama?  Saya sangat  gugup  waktu itu,  sebenarnya  saya  ingin  minta  gula  tapi  malah  berkata  garam.  Sulit sekali  bagi  saya  untuk  mengubahnya  karena  kamu  pasti  akan  tambah merasa  tidak  nyaman,  jadi  saya  maju  terus.  Saya  tak  pernah  terpikir bahwa hal itu ternyata menjadi awal komunikasi kita! Saya mencoba untuk berkata  sejujurnya  selama  ini,  tapi  saya  terlalu  takut  melakukannya, karena  saya  telah  berjanji  untuk  tidak  membohongimu  untuk  suatu  apapun.

Sekarang  saya  sekarat,  saya  tidak  takut  apa-apa  lagi  jadi  saya  katakan padamu  yang  sejujurnya,  saya  tidak  suka  kopi  asin,  betul-betul  aneh  dan rasanya tidak enak. Tapi saya selalu dapat kopi asin seumur hidupku sejak bertemu denganmu, dan saya tidak pernah sekalipun menyesal untuk segala sesuatu  yang  saya  lakukan  untukmu.  Memilikimu  adalah  kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Bila saya dapat hidup untuk kedua kalinya, saya  tetap  ingin  bertemu  kamu  lagi  dan  memilikimu  seumur  hidupku,
meskipun saya harus meminum kopi asin itu lagi.

Air  mata si gadis betul-betul membuat  surat itu menjadi basah. Kemudian hari  bila  ada  seseorang  yang  bertanya  padanya,  apa  rasanya  minum  kopi pakai garam? Si gadis pasti menjawab, "Rasanya manis."
Kadang  Anda  merasa  Anda  mengenal seseorang lebih baik dari  orang lain, tapi  hanya  untuk  menyadari  bahwa  pendapat  Anda  tentang seseorang  itu bukan seperti yang Anda gambarkan. Sama seperti kejadian kopi asin tadi.

Tambahkan  Cinta dan Kurangi Benci karena terkadang  garam terasa  lebih manis daripada gula.

sumber http://www.ebookdahsyat.cjb.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar