Wacana bergabungnya kembali Timor Leste ke Indonesia yang pernah dilontarkan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, disarankan agar benar-benar dimatangkan lebih dulu pihak Timor Leste. Sebab wacana tersebut tentu akan menjadi polemik baru Timor Leste dan Indonesia.
Kita harus menghormati kedaulatan negara Timor Leste yang diakui dunia, belum tentu pernyataan Xanana merepresentasikan aspirasi rakyat Timor Leste. Mereka harus menyolidkan wacana ini dulu, kita tak perlu ikut berpolemik terhadap urusan dalam negeri mereka, ujar Charles Honoris, Anggota DPR RI Fraksi PDIP, di Senayan, Jumat, (10/10).
Mencuatnya wacana tersebut dianggap wajar lantaran Timor Leste memang dianggap lebih untung jika bergabung kembali ke Indonesia. Namun, jika ingin terealisasi, Timor Leste tentu harus mengadakaan referendum kedua yang dihadiri oleh salah satu perwakilan PBB. Hal itu diperlukan sebagai pengakuan dari masyarakat internasional.
Referendum yang dihadiri PBB untuk membuktikan bahwa rakyat di sana memang benar-benar ingin bergabung kembali, legitimasinya tetap harus dijaga. Kalau dari pihak Indonesia tidak perlu ikut membuat referendum, cukup menanyakan ke MPR mau diterima atau tidak niatan tersebut. Tapi yang terpenting harus ada penjajakan informal dari kedua belah pihak, jika kesepakatan sudah tercapai baru ditindaklanjuti secara formal, jelas Budidarmono, Pakar Hukum Tata Negara kepada Gresnews.com, Jumat, (10/10).
Pengamat Politik, Emrus Sihombing menduga kekecewaan terhadap sistem pemerintahan yang ada menjadi menjadi alasan kuat Tomor Leste ingin bergabung kembali. Terlepas sistem di sana bagus atau jelek, tapi yang pasti ini hanya kekecewaan beberapa kelompok politisi saja. Mungkin dianggap saat masa bergabung dengan kita mereka lebih sejahtera, ujarnya kepada Gresnews.com, Jumat, (10/10).
Namun, ia sendiri menyangsikan kesungguhan niat Timor Leste untuk bergabung. Hal itu diduga hanya opini segelintir orang saja, karena jika dibandingkan lepasnya mereka dari Indonesia jauh lebih banyak disepakati rakyat di sana. Indonesia pun hingga kini tak terlalu menanggapi serius wacana tersebut, bahkan Emrus mengatakan tidak ada untungnya sama sekali bagi Indonesia jika Pengamat Politik, Emrus Sihombing Timor Leaste bergabung kembali.
Dulu saat kita berintegrasi APBN banyak yang dikeluarkan untuk mereka, tapi nyatanya lepas. Jangan sampai kita terjebak dan berkorban dua kali, habis di pikiran, energi, dan biaya sedang masih banyak daerah terpencil di Indonesia yang harus diurusi. Mereka bergabung karena ada masalah, mungkin kemiskinan, suruh saja urus sendiri kan secara internasional sudah legitimate, ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar